MotoGP dikenal sebagai ajang balap motor paling bergengsi di dunia, dengan berbagai pabrikan besar seperti Honda, Yamaha, dan Ducati bersaing ketat di lintasan. Namun, ada beberapa pabrikan besar yang memilih tidak ikut terjun ke ajang ini. Salah satunya adalah BMW, perusahaan otomotif asal Jerman yang memiliki sejarah panjang dalam industri sepeda motor.
Berbeda dengan pabrikan lain yang absen karena alasan finansial atau teknis, BMW memiliki alasan tersendiri mengapa mereka tidak meramaikan kompetisi MotoGP. Meskipun sudah terlibat dalam dunia balap motor, fokus utama BMW bukanlah MotoGP. Artikel ini akan membahas secara lengkap alasan di balik keputusan untuk tidak ikut serta dalam ajang MotoGP, serta bagaimana mereka memilih untuk mendukung pembalap dan balapan di luar kompetisi MotoGP.
baca juga:
Sejarah Keterlibatan BMW di Dunia Balap
BMW bukanlah pabrikan baru dalam dunia balap motor. BMW Motorrad, divisi sepeda motor, telah lama dikenal dengan motor berkinerja tinggi yang digunakan dalam berbagai jenis balapan, mulai dari Superbike hingga endurance racing. Meskipun memiliki lini sepeda motor yang tangguh dan telah memenangkan berbagai kejuaraan, MotoGP tidak pernah menjadi fokus utama mereka.
Sejak berdirinya, BMW lebih memilih untuk berfokus pada pengembangan sepeda motor untuk penggunaan sehari-hari di jalan umum. Filosofi ini tampaknya tetap konsisten hingga saat ini. Dalam sebuah wawancara dengan Autoevolution pada tahun 2016, CEO BMW Motorrad, Stephan Schaller, mengungkapkan bahwa keterlibatan di MotoGP tidak sejalan dengan strategi jangka panjang dalam industri sepeda motor.
Fokus Pengembangan untuk Pengguna Jalan Raya
Salah satu alasan utama BMW memilih untuk tidak terjun ke MotoGP adalah karena mereka merasa lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk mengembangkan sepeda motor yang digunakan oleh masyarakat umum di jalan raya, daripada yang digunakan dalam kompetisi balap.
Menurut Stephan Schaller, pengembangan sepeda motor untuk kebutuhan sehari-hari lebih relevan dan memberikan dampak yang lebih besar terhadap penjualan. Ia menekankan bahwa sepeda motor yang dibuat BMW didesain untuk performa tinggi tetapi tetap bisa digunakan secara praktis di jalanan umum. Fokus pada pasar sepeda motor konsumen ini membantu BMW dalam mempertahankan posisi yang kuat di industri sepeda motor global.
“Mengembangkan sepeda motor untuk penggunaan di jalanan umum lebih menguntungkan bagi pundi-pundi perusahaan,” ungkap Schaller.
Ini tidak berarti bahwa BMW tidak mampu bersaing di MotoGP. Schaller menegaskan bahwa BMW memiliki kemampuan finansial untuk berpartisipasi dalam berbagai jenis kejuaraan balap motor, termasuk MotoGP. Namun, mereka memilih untuk tidak menggunakan dana tersebut untuk kompetisi di MotoGP.
Perbedaan dengan Kawasaki
Keputusan BMW untuk tidak terjun ke MotoGP kerap dibandingkan dengan keputusan serupa oleh Kawasaki, pabrikan motor asal Jepang. Kawasaki, yang sebelumnya sempat ikut serta di ajang MotoGP, akhirnya menarik diri karena alasan biaya. MotoGP adalah ajang yang membutuhkan investasi besar, baik dalam hal pengembangan teknologi, perawatan tim, maupun logistik.
Namun, Schaller menolak anggapan bahwa BMW memilih untuk tidak terlibat di MotoGP karena alasan biaya, seperti halnya Kawasaki. Menurutnya, jika mereka ingin berkompetisi, BMW bisa dengan mudah mengalokasikan anggaran yang cukup untuk berpartisipasi di ajang ini.
“Secara keuangan, jelas saja kami bisa berpartisipasi dalam semua jenis kejuaraan balap motor. Tetapi kami memang tidak mau menggunakan uang itu untuk berkompetisi di MotoGP, itu saja,” tegas Schaller.
Dukungan untuk Balapan Lain
Meskipun BMW tidak terjun langsung di MotoGP, mereka tetap menunjukkan komitmen terhadap dunia balap motor. aktif memberikan dukungan kepada para pembalap dan tim di berbagai kejuaraan balap motor lainnya. Setiap tahun, mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk mendukung para pembalapnya di berbagai kompetisi.
BMW memiliki 15 pembalap binaan yang berlaga di 19 kejuaraan balap motor yang berbeda. Dalam hal ini, mereka menyiapkan anggaran sebesar US$1 juta (sekitar Rp13,2 miliar) per tahun, serta memberikan bonus khusus bagi para pembalap yang berhasil memenangkan gelar juara.
Langkah ini menunjukkan bahwa BMW tetap peduli terhadap dunia balap dan melihatnya sebagai sarana untuk menguji dan memperbaiki teknologi sepeda motor mereka. Namun, fokus utama mereka tetap pada balapan yang lebih dekat dengan pasar konsumen, seperti World Superbike Championship (WSBK) dan endurance racing, yang lebih relevan dengan pengembangan produk-produk mereka untuk pengguna sehari-hari.
Strategi BMW dalam Industri Sepeda Motor
Keputusan BMW untuk tidak terlibat di MotoGP sebenarnya merupakan bagian dari strategi yang lebih besar dalam mempertahankan identitas mereka sebagai pabrikan yang fokus pada performa sepeda motor di jalan raya, bukan hanya di lintasan balap. Filosofi ini terlihat jelas dalam produk-produk unggulan mereka, seperti S1000RR, yang terkenal sebagai sepeda motor berperforma tinggi tetapi tetap nyaman untuk digunakan di jalan umum.
Motor-motor BMW juga dikenal dengan teknologi canggih yang memudahkan pengendara sehari-hari. Alih-alih berfokus pada balap di sirkuit MotoGP yang mungkin hanya menarik perhatian segmen kecil penggemar balap, BMW memilih untuk memfokuskan sumber daya mereka pada inovasi yang akan bermanfaat langsung bagi konsumen luas.
Kesimpulan
Walaupun tidak terlibat dalam ajang MotoGP, hal ini bukan karena keterbatasan biaya atau kemampuan teknis. BMW telah memilih untuk fokus pada pengembangan sepeda motor yang digunakan di jalanan umum, yang dinilai lebih menguntungkan bagi perusahaan dan lebih relevan dengan kebutuhan konsumen. Keputusan ini sejalan dengan strategi jangka panjang mereka untuk tetap menjadi pemimpin di pasar sepeda motor global.
Namun, tetap menunjukkan komitmen mereka di dunia balap motor dengan mendukung pembalap dan tim di berbagai kejuaraan internasional. Mereka mengalokasikan dana besar untuk mendukung 15 pembalap binaan di 19 kejuaraan setiap tahun, memastikan bahwa mereka tetap terlibat aktif dalam mengembangkan teknologi balap yang relevan dengan produk konsumen mereka.
Keputusan ini menunjukkan bahwa bukan hanya fokus pada keuntungan finansial jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan dampak jangka panjang dalam membangun reputasi sebagai produsen sepeda motor berkualitas tinggi.
Bagi BMW, terjun di dunia balap bukanlah hanya soal memenangkan kejuaraan, tetapi tentang bagaimana balap motor bisa membantu mengembangkan teknologi yang akan digunakan di jalanan oleh konsumen sehari-hari.